Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman, lebih dikenal sebagai Masjid Jami Pontianak, merupakan salah satu masjid tertua dan terbesar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Sebagai simbol sejarah dan budaya, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial bagi masyarakat setempat. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah, arsitektur, dan peran Masjid Jami Pontianak dalam kehidupan masyarakat.
Sejarah Pembangunan Masjid Jami
Pembangunan Masjid Jami dimulai pada tahun 1771 bersamaan dengan pendirian Kota Pontianak oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie. Awalnya, masjid ini dibangun sebagai langgar sederhana dan mengalami berbagai renovasi seiring waktu. Peletakan batu pertama untuk bangunan permanen dilakukan pada tahun 1821 di bawah kepemimpinan Sultan Syarif Usman.
Masjid ini dinamai untuk menghormati pendiri Kota Pontianak, Sultan Syarif Abdurrahman. Selama masa pemerintahan sultan-sultan berikutnya, masjid ini terus diperluas dan diperindah hingga mencapai bentuk megah yang terlihat saat ini.
Desain Arsitektur yang Menarik
Arsitektur Masjid Jami Pontianak mencerminkan perpaduan antara gaya arsitektur Jawa, Melayu, Timur Tengah, dan Eropa. Bangunan masjid berdenah segi empat dengan ukuran 33,27 meter x 27,74 meter dikelilingi oleh selasar melingkar. Atapnya yang bertingkat empat memiliki bentuk menyerupai kuncup bunga atau stupa.
Salah satu ciri khas dari masjid ini adalah enam tiang utama yang terbuat dari kayu belian berukuran besar. Tiang-tiang ini tidak hanya memberikan dukungan struktural tetapi juga menambah keindahan interior masjid. Selain itu, mimbar masjid yang unik menyerupai geladak kapal menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Peran Sosial dan Budaya dalam Masyarakat
Masjid Jami Pontianak berfungsi tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya. Berbagai acara keagamaan seperti pengajian, seminar, dan perayaan hari besar Islam sering diadakan di sini. Masjid ini juga menjadi tempat berkumpulnya umat Muslim untuk mempererat tali silaturahmi.
Setiap hari Jumat dan selama bulan Ramadan, masjid ini dipenuhi oleh jamaah yang datang untuk melaksanakan ibadah. Pada hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Idul Adha, Masjid Jami menjadi lokasi utama untuk shalat Ied.
Kesimpulan
Masjid Jami Pontianak bukan sekadar bangunan megah; ia adalah simbol sejarah dan budaya yang kaya di Kalimantan Barat. Dengan sejarah panjangnya dan desain arsitektur yang menawan, masjid ini terus menjadi pusat perhatian bagi umat Islam di Pontianak dan sekitarnya. Kunjungan ke Masjid Jami bukan hanya memberikan pengalaman spiritual tetapi juga kesempatan untuk mengagumi warisan budaya yang telah ada selama berabad-abad.